Artikel ini saya dapat dari koran BALI POST tanggal 23 Januari 2013, Saya acungkan jempol untuk kaum perempuan di India yang sudah mulai sadar dengan banyaknya bahaya yang mengancam. Yang menjadi pertanyaan saya "bagaimana dengan para wanita di denpasar, bali khususnya? Saya tidak menakut-nakuti, tapi di bali hal-hal seperti ini juga pernah terjadi. Sebagai tambahan informasi untuk kaum perempuan di indonesia bahwa telah terjadi 4.845 kasus pemerkosaan yang terjadi di indonesia untuk periode 1998 - 2010. Silahkan cek di
http://batam.tribunnews.com/2012/03/04/komnas-4.845-kasus-perkosaan-terjadi-di-indonesia. Yang saya pikirkan adalah "bagaimana nasib para korban?" Tentunya akan sangat malu dengan lingkungan sekitar karena pernah menjadi korban. Dan akan susah mendapatkan pasangan hidup, pacar, ataupun bergaul seperti pada umumnya. Kejadian tersebut akan menimbulkan trauma yang mendalam. Belum lagi pelaku pemerkosaan "hanya" akan diganjar selama beberapa tahun, sedangkan pihak korban menderita seumur hidupnya karena kenyataan pahit yang menimpa dirinya sendiri. Pelaku pemerkosaanpun jarang saya lihat "jera" atau "kapok" dalam menjalankan aksinya malahan akan semakin "pintar" karena selalu mengincar kaum yang lemah yaitu para wanita.
Pelaku tindak kejahatanpun sering kita lihat keluar masuk penjara, setelah masuk penjara jarang yang kita lihat setelah keluar "BERTOBAT" malahan setelah keluar malah melakukan aksi kejahatan yang serupa.Itu berarti di dalam PENJARA mereka tidak bisa merubah kebiasaan hidupnya yang lama. Belajar beladiri ibarat sedia payung sebelum hujan, namun apabila terjadi hal-hal yang diluar harapan kita sudah siap.
Perguruan Surya Dewata bukan berniat untuk menjadi pesaing perguruan kungfu/silat lainnya namun sebagai wadah kegiatan positif yang bertujuan untuk membela diri serta peningkatan kesehatan.